Facebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook LayoutsFacebook Layouts



Make Facebook Glitter Words />

La haulawala quwwata illa billa hil aliyyil azim...Knowing Is Not Enough, We must Apply & finally, Willing Is Not Enough,We Must Do..

Lirik Lagu (13) Resepi (3) si cilik (20) TINTA HATI (37) utama (24)

Followers

Sunday, April 17, 2011

Surat cinta..

Segala puji bagi Allah, Tuhan kami seluruh kaum muslimin, menjadikan siang dan malam sebagai suatu tanda kebesaranNya, menjadikan sang matahari yang sentiasa merindui sang bulan, tanpa kedua2nya, dunia ini tidak sempurna, manusia tidak mampu hidup lama. Salawat dan salam buat promoter Islam terhebat, 'Muhammad Bin Abdullah', keberadaannya di dunia ini, memupuk perasaan cinta dan sayang sesama manusia dalam menuju redhaNya.

Alhamdulillah dalam keadaan yang penuh dengan ujian dan cobaan ini, dengan anak2, test dan bermacam cobaan2 lain, akhirnya terlintas di pemikiran separa sedar ini tentang suatu yang seharusnya menjadi pegangan, perhatian, Cinta dan Sayang kita tatkala sibuk sekalipun.



Jom kita refresh diri, pernahkah masa di bangku sekolah dahulu kita menerima surat cinta dari sang kekasih? Bagaimana rasanya tatkala pertama kali kita menerima sepucuk surat cinta? Berdebar-berdebar dada kerana ingin segera tahu keindahan kata-kata dan kelembutan bahasa sang kekasih tercinta. Setelah membaca sekali, kita terus mendakapkan surat tu ke dada sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam.

Setelah itu ketika pun sangat ingin kembali membaca surat itu dengan rasa bahagia yang makin dalam di dada. Huruf demi huruf berlalu dalam pandangan mata dan hati, sambil menyebarkan aura asmara dan kerinduan yang dalam. Hanya keindahan di atas keindahan yang selalu melingkupi hati yang masih dalam kerinduan.


Apabila sang kekasih dalam suratnya mengatakan bahawa akan tampak lebih cantik dengan pakaian batik, tentu tanpa ragu lagi akan memakainya. Tidak perlu memikirkan ok atau tidak  kerana di hati kita apa pun yang dikatakannya pasti benar. Kerana itu, kita bukan hanya mengenakan pakaian batik saat menghadapnya, bahkan dalam keseharian pun akan memakai pakaian batik tersebut.

Begitu juga hendaknya seorang mukmin dalam menyikapi Al-Quran sebagai "surat cinta" Allah yang Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Ada rasa senang jika dapat melihat Al-Quran dari kejauhan. Rasa senang itu makin bertambah-tambah tatkala menyentuhnya. Juga semakin membuncah rasa senang itu, ketika melihat keindahan kata dan kelembutan bahasa yang ada di dalamnya,

"Allah Yang Maha Pengasih, yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia telah menciptakan manusia, dan mengajarinya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut keseimbangan, serta tumbuhan dan pepohonan keduanya tunduk kepadaNya. Langit telah ditinggikan Nya dan Dia ciptakan keseimbangan agar kamu jangan merosak keseimbangan itu. Tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. Bumi telah dibentangkan Alah untuk makhlukNya. Didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Juga ada biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman : 1-13)

Lihatlah, setiap huruf menebar cinta, setiap kata menebar bahagia, dan setiap kalimat mengandungi kerinduan untuk berjumpa Sang Pencipta. Sumber firman itu adalah Dia Yang Maha Indah, bahasa yang digunakan mengalun merdu dalam keindahan, dan apa yang disampaikan adalah nikmat-nikmat yang penuh keindahan. Jadi, nikmat keindahan manakah yang kamu dustakan?
Setelah membaca sekali, kita terus mendakapkan Al-Quran itu ke dada sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Lalu berguman, "Maha benar Allah dengan segala firmanNya". Dada akan merasa luas dan lapang sebagaimana sabda Nabi Saw dalam hadis riwayat Ibnu jarir, "Jika cahaya petunjuk masuk ke dalam hati, maka hati akan merasa luas dan lapang."

Kemudian kita pun sangat ingin kembali membaca surat itu dengan rasa bahagia yang makin dalam di dada. huruf demi huruf berlalu dalam pandangan mata dan hati, sambil menyebarkan aura asmara dan kerinduan yang dalam. Hanya keindahan di atas keindahan yang selalu melingkupi hati yang masih dalam kerinduan.

Apabila sang Kekasih dalam suratnya mengatakan bahawa sebaik-baiknya bekal adalah takwa, tentu kita tanpa ragu lagi akan berupaya mempersiapkannya. Kerananya, sikap kita apabila mendengar perintahNya adalah, "Kami dengar dan kami taat". Kita tidak perlu memikirkan pantas atau tidak pantas kerana di hati kita apa pun yang dikatakanNya pasti benar. Kerana itu, kita bukan hanya menyiapkan bekal takwa untuk menghadapNya, bahkan dalam keseharian pun akan selalu mempersiapkan bekal takwa dengan bersikap kasih kepada sesama.

Semua itu kerana "surat cinta" dari sang Kekasih tercinta sudah kita jadikan pedoman hidup yang merupakan petunjuk bagi jalan-jalan cinta,

"Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya dan petunjuk bagi mereka yang bertakwa, iaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan solat, menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum engkau, serta yakin akan adanya akhirat."(Al-Baqarah : 2-4)

Tidaklah menghairankan jika dikatakan bahawa akhlak Rasulallah adalah Al-Quran. Dalam suatu riwayat disebutkan bahawa Aisya, Ummul Mukminin, ketika ditanyakan tentang akhlak Rasulallah, maka ia berkata, "Akhlak Rasulallah adalah Al-Quran".

Itu ertinya bahawa Nabi Saw dalam menjalani kehidupan ini selalu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. Baginda manusia yang telah merealisasikan semua ajaran Al-Quran sehingga layak untuk dijadikan teladan

No comments:

Daisypath Anniversary tickers

.

Thank You
Egic’98